Kututup wajahku dengan dengan pinggiran hammock karena
cahaya matahari pagi terasa begitu menyilaukan. Yah, aku sudah bangun dan masih
menyatukan seluruh nyawaku yang bertebaran di mana-mana selama aku tidur.
Dengan gaya malas aku menurunkan kakiku dan meraba-raba tanah mencari sandal
jepit yang seharusnya ada dibawah hammockku. Sejenak aku berdoa, bersyukur sama
Tuhan karena sudah dikasih mimpi yang indah, pagi yang penuh warna, pikiran
yang masih waras, dan badan yang siap bertualang lagi. Ya ya ya … pagi ini kita
mau kemana?
Pagi ini kita ke Pulau Liukang Loe. Pulau apa itu? Pulau ini
terletak tidak jauh dari Tanjung Bira. Karena merupakan sebuah pulau maka untuk
ke sana kita harus naik perahu. Anda tidak dianjurkan menggunakan mobil atau
pesawat terbang. Tarif ke sana lumayan mahal, Rp. 250 -300 ribu per perahu (1
perahu bisa diisi maksimal 10 orang).
Menurutku keindahan pulau ini tidak terletak di atas pulau.
Kumpulan terumbu karang dan ikan-ikan yang bermain di dalam air (pastilah air,
masa playgroup) lebih menarik
perhatianku dibanding deretan tebing-tebing pulau Liukang Loe yang pada umumnya
hampir terdapat di sepanjang kaki Sulawesi. Sayangnya semakin lama, semakin
rusak pula habitat terumbu karang di sini karena ke-“tidaksengajaan” warga
sekitar dan pendatang ke sini tak sadar telah merusak terumbu karang dan
mengusir hewan-hewan laut kecil, manis, dan imut-imut dari habitatnya.
And this is me, the author and
the photographer:
I sincerely appreciate your
taking time to provide your comments and feedback (by clicking on reactions or
rate it). Jangan lupa, join this site. Thanks.
----------------------------------------------------------------------------------
Thanx to:
Canon
60D-ku.